Selasa, 25 Februari 2020

Samarinda

Samarinda
Samarinda adalah ibu kota provinsi Kalimantan Timur di pulau Kalimantan. Kota ini terletak di tepi Sungai Mahakam dengan luas tanah 718 km2. Ini adalah kota terpadat di seluruh pulau Kalimantan, dengan perkiraan populasi 842.691, naik dari 726.223 pada Sensus 2010. Meskipun merupakan ibu kota Kalimantan Timur, beberapa lembaga pemerintah seperti Kepolisian, Angkatan Darat Indonesia Distrik VI Tanjung Pura, dan Pelabuhan Indonesia (Transportasi Pelabuhan) juga berlokasi di kota ini. Samarinda dikenal karena ampang makanan tradisionalnya, serta kain sarung samarinda. Kota ini juga memiliki jembatan yang menghubungkan tepi sungai, Jembatan Mahakam. Pusat kota di satu sisi dan sisi lain bernama Samarinda Seberang.

Sejarah

Pada awal Perang Gowa, Belanda di bawah komando Laksamana Speelman menyerang Makassar dari laut. Sementara itu, sekutu lokal Belanda Arung Palaka memimpin serangan darat. Kerajaan Gowa terpaksa menyerah dan Sultan Hasanuddin diminta menandatangani Perjanjian Bongaja pada 19 November 1667.

Namun perjanjian itu tidak memadamkan semua masalah bagi Belanda, karena orang Bugis dari Gowa melanjutkan perjuangan mereka menggunakan taktik gerilya. Beberapa orang Bugis pindah ke pulau-pulau lain yang dekat seperti Kalimantan. Beberapa ribu orang yang dipimpin oleh Lamohang Daeng Mangkona atau Pua Ado I, pindah ke Kalimantan Timur, yang kemudian dikenal sebagai Kutai, di mana mereka disambut oleh Sultan setempat.

Samarinda adalah kota kecil yang sepi pada tahun 1942 dengan beberapa ladang minyak kecil di sekitarnya. Itu ditempati oleh Jepang setelah Hindia Belanda jatuh.

Pada tahun 1955, Vikariat Apostolik Samarinda didirikan di kota. Pada tahun 1961, ia dipromosikan sebagai Keuskupan Samarinda. Pada tahun 2003, keuskupan dipromosikan sebagai. Keuskupan Agung Metropolitan Samarinda.

Perkembangan terkini seperti mal dan kompleks perumahan telah membuat Samarinda sedikit lebih layak huni daripada sebelumnya.

Baca Juga
==> https://nitizen.co.id/
==> https://bumdesku.co.id/
==> https://laminetam.com/

Administrasi

Kota Samarinda dibagi menjadi sepuluh kecamatan, yaitu Loa Janan Ilir, Palaran, Samarinda Seberang, Sambutan, Samarinda Ilir, Samrinda Kota, Sungai Kunjang, Samarinda Ulu, Samarinda Utara, Sungai Pinang

Etimologi

Nama Samarinda berasal dari deskripsi cara di mana rumah-rumah Bugis dibangun. Pada waktu itu rumah-rumah biasanya dibangun di atas rakit dan umumnya memiliki ketinggian yang sama. Ini memberikan simbolisme sosial yang penting tentang kesetaraan di antara penduduk; rumah tidak ada orang, dan dengan demikian tidak ada orang, dipandang lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain. Mereka menamai pemukiman 'Samarenda', yang berarti 'sama tingginya'. Setelah ratusan tahun digunakan pengucapan nama berubah sedikit dan kota ini dikenal sebagai Samarinda.

Ekonomi

Perekonomian Samarinda didorong oleh sejumlah besar perusahaan penebangan dan ekstraksi minyak yang berbasis di sana. Mirip dengan Balikpapan, banyak perusahaan penebangan nasional berbasis di Samarinda. Ada banyak tambang batubara yang ditinggalkan di Samarinda. Penambangan batu bara dulunya sangat populer di Samarinda. Namun, pemerintah Indonesia mencabut banyak izin penambangan karena penggunaan bahan kimia dan mesin ilegal. Karena semua kegiatan ekonomi di Samarinda, ini adalah salah satu kota terkaya di Kalimantan Timur.

Transportasi

Samarinda terhubung oleh Rute Selatan Jalan Raya Trans-Kalimantan. Dari Balikpapan ke Samarinda, jalan raya ini berjalan paralel dengan jalan bebas hambatan pertama yang dikendalikan di Kalimantan, Jalan Tol Samarinda-Balikpapan, yang sekarang sedang dibangun, dan diharapkan akan beroperasi pada akhir 2018.

Kota ini dilayani oleh Bandara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, yang menggantikan Bandara Temindung sebelumnya. Ini adalah salah satu bandara tersibuk di Kaltim dalam hal pergerakan penumpang dan kargo. Ini adalah pusat utama dari Kaltim Airlines.

Pelabuhan pemuatan batu bara terkemuka di Tanjung Bara (TBCT) terletak sekitar 160 kilometer di utara Samarinda.

Demografi

Populasi wilayah pada 2017 adalah 843.446 (435.947 pria dan 407.497 wanita), dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 0,018% pada 2016-2017. Mayoritas penduduk Samarinda adalah keturunan asli Indonesia dan Cina. Ada juga orang Amerika, Kanada, Jepang, dan Korea yang bekerja di Samarinda. Harapan hidup di Samarinda adalah 73,6 tahun pada 2014.

Agama

Agama utama Samarinda adalah Islam, Kristen, dan Budha. Komunitas Kristen sekitar 89.000 membentuk sekitar 10,2% dari total populasi; Protestan membentuk jumlah yang lebih besar daripada Katolik Roma dengan kecepatan 10: 3. Ada juga komunitas Hindu.


Nitizen, Lamin Etam, Patriot Desa

Senin, 24 Februari 2020

Kota Samarinda

Kota Samarinda merupakan ibu kota provinsi Kalimantan Timur, Indonesia serta kota dengan penduduk terbesar di seluruh Pulau Kalimantan dengan jumlah penduduk 812,597 jiwa. Samarinda memiliki wilayah seluas 718 km² dengan kondisi geografi daerah berbukit dengan ketinggian bervariasi dari 10 sampai 200 meter dari permukaan laut. Kota Samarinda dibelah oleh Sungai Mahakam dan menjadi gerbang menuju pedalaman Kalimantan Timur melalui jalur sungai, darat maupun udara. Dengan luas wilayah yang hanya sebesar 0,56 persen dari luas Provinsi Kalimantan Timur, Kota Samarinda merupakan wilayah terkecil ketiga setelah Kota Bontang dan Kota Balikpapan. Ditinjau berdasarkan batas wilayahnya, Kota Samarinda seluruhnya dikelilingi oleh Kabupaten Kutai Kartanegara.

Sejarah

Samarinda yang dikenal sebagai kota seperti saat ini dulunya adalah salah satu wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Pada abad ke-13 Masehi (tahun 1201–1300), sebelum dikenalnya nama Samarinda, sudah ada perkampungan penduduk di enam lokasi yaitu Pulau Atas, Karangasan (Karang Asam), Karamumus (Karang Mumus), Luah Bakung (Loa Bakung), Sembuyutan (Sambutan) dan Mangkupelas (Mangkupalas). Penyebutan enam kampung di atas tercantum dalam manuskrip surat Salasilah Raja Kutai Kartanegara yang ditulis oleh Khatib Muhammad Tahir pada 30 Rabiul Awal 1265 H (24 Februari 1849 M).

Pada tahun 1565, terjadi migrasi suku Banjar dari Batang Banyu ke daratan Kalimantan bagian timur. Ketika itu rombongan Banjar dari Amuntai di bawah pimpinan Aria Manau dari Kerajaan Kuripan (Hindu) merintis berdirinya Kerajaan Sadurangas (Pasir Balengkong) di daerah Paser. Selanjutnya suku Banjar juga menyebar di wilayah Kerajaan Kutai Kartanegara, yang di dalamnya meliputi kawasan di daerah yang sekarang disebut Samarinda.

Sejarah bermukimnya suku Banjar di Kalimantan bagian timur pada masa otoritas Kerajaan Banjar juga dinyatakan oleh tim peneliti dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI (1976): “Bermukimnya suku Banjar di daerah ini untuk pertama kali ialah pada waktu kerajaan Kutai Kertanegara tunduk di bawah kekuasaan Kerajaan Banjar.” Inilah yang melatarbelakangi terbentuknya bahasa Banjar sebagai bahasa dominan mayoritas masyarakat Samarinda di kemudian hari, walaupun telah ada beragam suku yang datang, seperti Bugis dan Jawa.

Pada tahun 1730, rombongan Bugis Wajo yang dipimpin La Mohang Daeng Mangkona merantau ke Samarinda. Semula mereka diizinkan Raja Kutai bermukim di muara Karang Mumus, tetapi dengan pertimbangan subjektif bahwa kondisi alamnya kurang baik, mereka memilih lokasi di Samarinda Seberang. Dalam kaitan ini, lokasi di bagian Samarinda Kota sebelum kedatangan Bugis Wajo, sudah terbentuk permukiman penduduk dengan sebagian areal perladangan dan persawahan yang pada umumnya dipusatkan di sepanjang tepi Sungai Karang Mumus dan Karang Asam.

Mengenai nama La Mohang Daeng Mangkona yang diklaim sebagai pendiri Samarinda Seberang, hal ini kontroversi. Namanya tidak ditemukan dalam sumber arsip dan literatur kolonial. Namanya juga tidak tercatat dalam surat perjanjian antara Bugis dan Raja Kutai. Yang tercatat dalam perjanjian beraksara Arab-Melayu dan penelitian S.W. Tromp (1881) sebagai pemimpin Bugis adalah Anakhoda Latuji.

Mengenai asal mula nama Samarinda, tradisi lisan penduduk Samarinda menyebutkan, asal-usul nama Samarendah dilatarbelakangi oleh posisi sama rendahnya permukaan Sungai Mahakam dengan pesisir daratan kota yang membentenginya. Tempo dulu, setiap kali air sungai pasang, kawasan tepian kota selalu tenggelam. Selanjutnya, tepian Mahakam mengalami pengurukan/penimbunan berkali-kali hingga kini bertambah 2 meter dari ketinggian semula.

Oemar Dachlan mengungkapkan, asal kata “sama randah” dari bahasa Banjar karena permukaan tanah yang tetap rendah, tidak bergerak, bukan permukaan sungai yang airnya naik-turun. Ini disebabkan jika patokannya sungai, maka istilahnya adalah “sama tinggi”, bukan “sama rendah”. Sebutan “sama-randah” inilah yang mula-mula disematkan sebagai nama lokasi yang terletak di pinggir sungai Mahakam. Lama-kelamaan nama tersebut berkembang menjadi sebuah lafal yang melodius: “Samarinda”.

Geografi

Batas Wilayah

Dengan luas wilayah 718 km², Samarinda terletak di wilayah khatulistiwa dengan koordinat di antara 0°21'81"–1°09'16" LS dan 116°15'16"–117°24'16" BT. Kota Samarinda memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Utara Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara
Timur Kecamatan Muara Badak, Anggana, dan Sanga-Sanga di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Selatan Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara
Barat Kecamatan Tenggarong Seberang dan Muara Badak di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Iklim

Kota Samarinda beriklim tropis basah, hujan sepanjang tahun. Temperatur udara antara 20 °C – 34 °C dengan curah hujan rata-rata per tahun 1980 mm, sedangkan kelembaban udara rata-rata 85%. Bulan terdingin terjadi pada bulan Januari dan Februari, sedangkan bulan terpanas terjadi pada bulan April dan Oktober. Berikut ini adalah tabel kondisi cuaca rata-rata di wilayah kota Samarinda dan sekitarnya.

Sungai Sungai

Kota Samarinda memiliki banyak sungai. Ada 27 sungai alam yang mengalir di dalam Kota Samarinda dan tersebar di beberapa Kecamatan dan Kelurahan. 27 sungai alam yang ada di Samarinda itu kemudian dibuatkan Surat Keputusan Walikota Samarinda tentang Penetapan Sungai Sungai alam dalam wilayah Kota Samarinda tahun 2004, yang ditanda tangani Walikota Samarinda H. Achmad Amins

Pemerintahan

Secara yuridis Kota Samarinda terbentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1959. Dasar untuk menetapkan hari jadi kota Samarinda adalah kesimpulan tim penyusun sejarah yang dibentuk Pemerintah Daerah Kotamadya Samarinda berdasarkan asumsi dan prediksi atau estimasi 64 hari masa pelayaran dari Wajo menuju Samarinda, sejak penandatangan Perjanjian Bongaya 18 November 1667. Akhirnya, diperoleh hasil tanggal 21 Januari 1668, yang bertepatan pula dengan hari jadi Pemerintah Daerah Samarinda, 21 Januari 1960.

Telah ditetapkan pada peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Samarinda Nomor: 1 tahun 1988 tanggal 21 Januari 1988, pasal 1 berbunyi, "Hari Jadi Kota Samarinda ditetapkan pada tanggal 21 Januari 1668 M, bertepatan dengan tanggal 5 Sya'ban 1078 Hijriyah". Penetapan ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan hari jadi kota Samarinda ke-320 pada tanggal 21 Januari 1988.

Tanggal 21 Januari 1668 adalah hari yang diperkirakan dari satu versi sebagai awal kedatangan orang-orang suku Bugis Wajo yang kemudian mendirikan pemukiman di Samarinda Seberang. Meskipun demikian, sebelum rombongan Bugis Wajo datang ke Samarinda, sudah ada peradaban komunitas Kutai Kuno dan Banjar di wilayah Samarinda.

Kesehatan

Kota Samarinda telah memiliki beberapa pusat fasilitas kesehatan yang cukup lengkap di provinsi Kalimantan Timur. Selain memiliki beberapa rumah sakit yang juga telah didukung oleh beberapa perguruan tinggi yang berkaitan dengan kesehatan, salah satunya adalah Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie yang berafiliasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman dan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan Timur.

Guna mendukung pelayanan kesehatan kepada masyarakat tersedia sarana kesehatan yang disediakan oleh Pemkot Samarinda seperti RSKD Atma Husada dan RSUD IA Moeis maupun oleh Swasta seperti RS Islam, RS Dirgahayu, RS H.Darjad, RS Pupuk Kaltim Siaga Ramania, RS Samarinda Medica Citra, RSIA H. Taha Bakrie dan lain-lain. Selain itu saat ini juga sedang dalam proses pembangunan seperti RS Siloam, RS Universal Medical Center dan RS Dharmawan.

Pelayanan Umum

Air Bersih

Untuk melayani kebutuhan air bersih, pemerintah kota melalui PDAM Samarinda berbenah demi peningkatan pelayanan air bersih kepada pelanggannya,di antaranya dengan peningkatan kapasitas produksi di berbagai IPA (Instalasi Pengolahan Air) bersih.

  •     Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cendana dengan debit 300 lt/dt, sumber air sungai Mahakam.
  •     Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tirta Kencana dengan debit 160 lt/dt, sumber air sungai Mahakam.
  •     Instalasi Pengolahan Air (IPA) Samarinda Seberang dengan debit 100 lt/dt, sumber air sungai Mahakam.
  •     Instalasi Pengolahan Air (IPA) IKK desa Lempake dengan debit 2,5 lt/dt, sumber air baku waduk Lempake.
  •     Instalasi Pengolahan Air (IPA) IKK Kecamatan Palaran dengan debit 17,5 lt/dt, sumber air baku sungai Mahakam.


Untuk mengantisipasi kebutuhan energi listrik, di kota ini telah dibangun beberapa pembangkit listrik, antara PLTD Keledang dan PLTD Karang Asam yang berafiliasi dengan jaringan listrik Sektor Mahakam. Namun, pemadaman listrik masih terjadi.

Untuk jaringan telekomunikasi, hampir disetiap kawasan dalam kota ini telah terjangkau terutama untuk jaringan telepon genggam, dan pada kawasan tertentu telah tersedia layanan gratis internet tanpa kabel (Wi-Fi) atau dikenal juga dengan hotspot yang terdapat pada beberapa perguruan tinggi, pusat perbelanjaan, dan hotel.

Dalam menangani masalah sampah, pemerintah kota memfungsikan lahan di kecamatan Samarinda Ulu di TPA Bukit Pinang seluas 10 hektare, yang berjarak 15 km dari pusat kota. Tidak kurang dari 1.008 m³ sampah masyarakat dari seluruh penjuru Samarinda dibuang ke TPA Bukit Pinang.

Pariwisata

Kota Samarinda memiliki beberapa objek wisata yang menjadi andalan dan sering dikunjungi wisatawan lokal.

Wisata alam

Objek wisata alam yang ada di Samarinda antara lain Air terjun Tanah Merah, Air terjun Berambai, Air terjun Pinang Seribu, Gunung Steling Selili, dan Kebun Raya Unmul Samarinda yang terdapat atraksi danau alam, kebun binatang dan panggung hiburan.

Wisata budaya

Untuk menikmati wisata budaya, wisatawan bisa mengunjungi Desa Budaya Pampang yang berjarak sekitar 20 km dari pusat kota. Pampang akan menampilkan atraksi budayanya dari suku Dayak Kenyah pada hari minggu.

Produk budaya dari Samarinda berupa ukir-ukiran dan pernak-pernik lainnya yang bisa didapatkan di Citra Niaga. Samarinda juga mempunyai produk tekstil yang bernama Sarung Samarinda dan Batik Ampiek, batik yang bermotif ukiran Dayak.

Wisata Religi

Beberapa tempat ibadah juga menjadi wisata religi di Kota Samarinda seperti Masjid Shiratal Mustaqiem, masjid tertua di Samarinda. Tedapat pula Masjid Islamic Center Samarinda yang merupakan Masjid terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal di Jakarta. Objek wisata ziarah di kota ini adalah Makam La Mohang Daeng Mangkona, pendiri Kota Samarinda. Sekitar 10 km ke arah barat kota Samarinda, terdapat goa Maria di Rumah Retret Bukit Rahmat, Loa Janan.

Baca Juga
==> https://nitizen.co.id/
==> https://laminetam.com/
==> https://bumdesku.co.id/

Pusat Perbelanjaan

Plaza dan Mal

Pusat perbelanjaan modern yang ada di kota ini antara lain:

  •     Mall Mesra Indah, mall ini terletak di jalan KH. Khalid tidak terlalu jauh dari pusat pasar tradisional pasar pagi, tenant yang terdapat di mall ini adalah Texas Chicken, Optik Melawai, Giant Express, Hawaii Departement Store.
  •     Mall Lembuswana, mall ini terletak di pusat kota Samarinda. Mall ini merupakan mall terluas di Samarinda yang ditandai dengan adanya parkir yang cukup memadai, tenant yang mengisi adalah Matahari Departement Store, foodmart, KFC, Texas chicken, optik tunggal, X8, roti O, foodpoint, levis, sport station, Samsung, Jaco, Rei, Watsons
  •     Samarinda Central Plaza, merupakan mall ketigat yang dibangun di kota Samarinda sekitar tahun 1998. Mall ini terletak di Jl. Pulau Irian. Beberapa tenant yang terdapat di mall ini diantaranya McDonald's, Farmers Market, Ramayana Dept. Store, ACE Hardware, dan Studio XXI
  •     Plaza Mulia, merupakan mall keempat yang dibangun dan dibuka pada pertengahan September 2009. Mall ini berlokasi di Jl. Bhayangkara.
  •     Samarinda Square (SS), mall kelima di Samarinda dan telah dibuka pada 12 Agustus 2010. Mal ini berlokasi di Jl. Muhammad Yamin, Gunung Kelua
  •     Big Mall, mall keenam di Samarinda ini hadir dengan konsep mixed use dan terbesar di Kalimantan Timur dibuka pada pertengahan September 2014. Mall yang menggandeng SOGO Department Store sebagai Anchor Tenant ini berlokasi di Jl. Untung Suropati, Sungai Kunjang, di dekat Jembatan Mahakam.


Pertokoan

Pusat pertokoan yang ada di kota ini antara lain:

  •     Citra Niaga yang merupakan taman hiburan rakyat pertama yang berdiri di kota Samarinda. Citra Niaga memenangkan Penghargaan Aga Khan Award yang merupakan penghargaan bergengsi berskala internasional dalam bidang arsitektur karena rancangannya yang menyatukan antara fungsi untuk menampung pedagang kaki-lima (makanan, kerajinan, dll) dengan konsep terbuka serta pedagang menengah dengan konsep ruko yang saling mendukung. Bersama-sama dengan pemerintah daerah dan konsultan penggabungan ini berhasil dalam mendatangkan pengunjung dan konsep pemeliharaan lingkungan yang mandiri.
  •     Mahakam Square


Pasar

Berbagai pasar tradisional juga masih ada yang bertahan di kota Samarinda hingga saat ini, di antaranya adalah:

  •     Pasar Pagi, merupakan pasar tertua di Kota Samarinda. Pasar ini awalnya dibangun di pinggir sungai Mahakam. Namun seiring dengan perkembangan kota, maka pasar dipindahkan agak menjauh dari tepi sungai karena tepi sungai dibuat jalan.
  •     Pasar Segiri, merupakan pasar terbesar/pasar induk di kota Samarinda. Pasar Segiri mengalami kebakaran pada tahun 2009 dan sedang dibangun kembali dengan konsep pasar tradisional yang modern.
  •     Pasar Rahmat, terletak di Jl. Lambung Mangkurat, Pelita.
  •     Pasar Kedondong, terletak di Jl. Ulin, Karang Asam Ilir.
  •     Pasar Kemuning, terletak di Loa Bakung.
  •     Pasar Sei Dama, terletak di Jl. Otto Iskandardinata.
  •     Pasar Impres Baqa, terletak di Jl. Sultan Hasanudin.
  •     Pasar Laut (sore), terletak di ujung jalan HOS Cokroaminoto.
  •     Pasar Harapan Baru, terletak di Jl. Kurnia Makmur, Harapan Baru. Pasar ini pernah terbakar hebat pada tahun 2003 sehingga seluruh pasar dan sebagian rumah warga hangus. Pasar ini kembali dibangun beberapa bulan kemudian dan Jl. Kurnia Makmur dibuat menjadi dua jalur untuk mencegah kebakaran lagi yang meluas karena sebelumnya Jl. Kurnia Makmur terbilang sempit sehingga api yang berada di pasar sebelah kiri pasar dapat menyambar ke bagian pasar sebelah kanan.
  •     Palaran Trade Centre (PTC), pasar dengan konsep modern pertama di Samarinda. Pasar ini diresmikan pada tanggal 15 Mei 2010.


Transportasi

Air

Sebagai kota yang dibelah Sungai Mahakam, dalam sejarahnya sebagai kota sungai Samarinda memiliki transportasi air tradisional sejak dahulu, yakni Tambangan dan Ketinting. Tambangan biasa digunakan sebagai alat transportasi menyeberang sungai dari daerah Samarinda Seberang ke kawasan Pasar Pagi. Ketinting menjadi moda transportasi sungai utama untuk menyeberangi sungai maupun menuju wilayah tertentu yang hanya bisa dinaiki oleh manusia dan barang. Sedangkan untuk mengangkut kendaraan, kapal feri sempat beroperasi menyeberangi sungai dari pelabuhan Harapan Baru, Samarinda Seberang ke pelabuhan Samarinda Kota. Namun, sejak pembangunan dan beroperasinya Jembatan Mahakam pada tahun 1987, tambangan dan ketinting mulai berkurang penumpangnya meski tak signifikan. Tetapi, yang paling merasakan kerugian adalah kapal feri hingga akhirnya pelayaran ditutup.

Selain Jembatan Mahakam, terdapat pula jembatan lain yang menjadi penghubung antara Samarinda Kota dengan Samarinda Seberang, yakni Jembatan Mahakam Ulu yang diresmikan pada tahun 2009 dan Jembatan Mahkota II yang diresmikan pada tahun 2018. Selain itu, bersebelahan dengan Jembatan Mahakam juga telah dibangun jembatan baru yang lebih tinggi yang diberi nama Jembatan Mahakam IV, yang telah diresmikan pada tahun 2020. [34]

Terdapat pelabuhan peti kemas yang berada di Jalan Yos Sudarso dan sekarang sedang dibangun pelabuhan baru yang terletak di kecamatan Palaran untuk menggantikan pelabuhan yang sekarang sudah tidak sesuai dengan kondisi kota. Pada tanggal 26 Mei 2010, pelabuhan baru tersebut selesai dibangun dan diresmikan dengan nama TPK Palaran dan saat ini dalam tahap uji coba.

Darat

Terdapat jalan darat yang menghubungkan kota Samarinda dengan Balikpapan ke selatan, kemudian Kota Bontang dan Sangatta (Kutai Timur) ke utara, jalan baru ke Tenggarong (Kutai Kartanegara) di arah barat laut serta ke Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara melalui jalan tenggara yang tembus sampai ke Muara Jawa, Samboja dan Balikpapan.

Bus

Terdapat 3 terminal perhubungan darat yang menghubungkan kota Samarinda dengan daerah-daerah lain di Kalimantan, antara lain Terminal Sungai Kunjang yang melayani rute ke Kota Balikpapan, Kutai Kartanegara dan Kutai Barat, Terminal Lempake yang melayani rute Kota Bontang dan Kutai Timur, dan Terminal Samarinda Seberang yang melayani rute ke Paser hingga Kalimantan Selatan.

Jalan Tol

Saat ini telah terbangun jalan bebas hambatan yang menghubungkan Samarinda dengan Balikpapan, dengan panjang 99,02 km. Jalan tol ini merupakan jalan tol pertama di Pulau Kalimantan, dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada akhir 2019.[35] Jalan tol ini membentang mulai dari Kecamatan Palaran di Kota Samarinda hingga KM 13 Balikpapan, dan berlanjut hingga Kecamatan Balikpapan Timur di Kota Balikpapan. Saat ini, ruas tol yang bisa dilalui baru sepanjang 58,7 km dan diharapkan dapat beroperasi sepenuhnya pada Maret 2020. Ke depannya, direncanakan akan dibangun tol lanjutan ke arah utara menuju Kota Bontang.

Udara

Bandar Udara Temindung (kode AAP) merupakan bandar udara yang menghubungkan Samarinda dengan kota-kota di pedalaman Kalimantan Timur serta Balikpapan. Namun, sejak hari Rabu, 23 Mei 2018 operasional Bandara Temindung ditutup dan dipindahkan ke Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto pada hari Kamis, 24 Mei 2018 yang berlokasi di Jl. Poros Samarinda-Bontang, Kelurahan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda. Bandara ini berjarak sekitar 30 km dari pusat kota, yang kurang lebih dapat ditempuh dalam 1 jam perjalanan. Kini, Bandara APT Pranoto telah melayani penerbangan dari dan menuju beberapa kota besar besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Makassar, Denpasar, Yogyakarta, dll. Rute-rute perintis juga telah dibuka, antara lain Samarinda-Maratua, Berau, Samarinda-Long Apung (Mahakam Ulu), Samarinda-Datah Dawai (Mahakam Ulu), Datah Dawai-Melak (Kutai Barat) dan Samarinda-Muara Wahau (Kutai Timur).

Surat Kabar

Ada beberapa surat kabar harian (SKH) yang terbit di Kaltim, yang tidak bisa dilupakan dalam perkembangan kota Samarinda dari masa ke masa. Surat Kabar yang pertama kali terbit di Samarinda adalah Persatoen dan Perasaan Kita. Kedua surat kabar ini bukan surat kabar harian. Terbit pada akhir 1922. Surat Kabar Harian baru terbit pertama kali di Samarinda di tahun 1935. Surat Kabar Harian Pertama di Kaltim itu adalah Surat Kabar Pewarta Borneo dan Pantjaran Berita.

Di masa orde baru hingga era reformasi ada dua surat kabar harian yang terbit, yaitu SKH Suara Kaltim, yang kemudian berganti nama menjadi SKH Swara Kaltim dan SKH ManuntunG yang kemudian berubah nama menjadi Kaltim Post. Selanjutnya terbit SKH Kutai Baru, yang kemudian berganti nama menjadi SKH Poskota Kaltim. Lalu kemudian terbit SKH Matahari (grup Poskota Kaltim), lalu berubah menjadi SKH Matahari Kaltim Times,lalu nama Matahari dihilangkan menjadi Harian Umum Kaltim Times. SKH Suara Kaltim atau Swara Kaltim dan Poskota Kaltim grup adalah koran lokal yang diterbitkan orang-orang daerah dan berkantor cabang utama di Samarinda (SKH Suara Kaltim/Swara Kaltim dan SKH Poskota Kaltim, SKH Matahari Kaltim/Kaltim Times Tenggarong. SKH Suara Kaltim, SKH Poskota Kaltim, SKH Matahari Kaltim/SKH Kaltim Times selain beredar di Samarinda dan Tenggarong, juga beredar ke seluruh kota dan kabupaten di Kaltim, bahkan hingga Nunukan, Tarakan, Malinau, Bulungan sebelum dimekarkan dan bergabung dalam Provinsi Kalimantan Utara. Surat kabar harian lokal lainnya adalah KoranKaltim, Kalpost dan Express. Sementara surat kabar grup Kaltim Post di Samarinda yaitu SKH Samarinda Pos, di Balikpapan terbit Balikpapan Pos (sebelumnya namanya Post Metro Balikpapan), Berau Post terbit di Tanjung Redeb, Bontang Post terbit di Bontang. Selain koran-koran harian di Kaltim juga ada SKH Tribun Kaltim. Tribun Kaltim satu grup dengan SKH kompas.

Nitizen, Lamin Etam, Patriot Desa

Minggu, 23 Februari 2020

Majalah

Majalah adalah publikasi, biasanya publikasi berkala, yang dicetak atau diterbitkan secara elektronik (kadang-kadang disebut sebagai majalah online). Majalah umumnya diterbitkan dengan jadwal reguler dan berisi beragam konten. Mereka umumnya dibiayai oleh iklan, dengan harga pembelian, dengan berlangganan prabayar, atau kombinasi dari ketiganya.


Definisi

Menurut definisi, sebuah halaman majalah dengan masing-masing terbitan mulai dari halaman tiga, dengan ukuran standar adalah 8 3⁄8 in × 10 7⁄8 in (210 mm × 280 mm). Namun, dalam arti teknis jurnal memiliki pagination terus menerus di seluruh volume. Jadi Business Week, yang memulai setiap masalah baru dengan halaman satu, adalah sebuah majalah, tetapi Journal of Business Communication, yang melanjutkan urutan pagination yang sama sepanjang tahun tak berbatas, adalah jurnal. Beberapa publikasi profesional atau perdagangan juga ditinjau oleh rekan sejawat, misalnya Jurnal Akuntansi. Publikasi akademis atau profesional non-peer-review umumnya adalah majalah profesional. Bahwa sebuah publikasi menyebut dirinya jurnal tidak menjadikannya jurnal dalam pengertian teknis; The Wall Street Journal sebenarnya adalah surat kabar.

Etimologi

Dari magasin Perancis Tengah "gudang, depot, toko", dari magazzino Italia, dari makhazin Arab, jamak makhzan "gudang". Pada akarnya, kata "majalah" mengacu pada lokasi pengumpulan atau penyimpanan. Dalam hal publikasi tertulis, ini adalah kumpulan artikel tertulis. Ini menjelaskan mengapa publikasi majalah berbagi kata root dengan majalah mesiu, majalah artileri, majalah senjata api, dan, dalam bahasa Prancis dan Rusia (diadopsi dari bahasa Prancis sebagai "Магазин"), toko eceran seperti department store.

Distribusi

Majalah dapat didistribusikan melalui pos, melalui penjualan melalui kios koran, toko buku, atau vendor lainnya, atau melalui distribusi gratis di lokasi penjemputan yang dipilih. Model bisnis berlangganan untuk distribusi masuk ke dalam tiga kategori utama:

Sirkulasi dibayar

Dalam model ini, majalah dijual kepada pembaca dengan harga, baik berdasarkan per masalah atau dengan berlangganan, di mana biaya tahunan atau harga bulanan dibayarkan dan masalah dikirim melalui pos kepada pembaca. Sirkulasi dibayar memungkinkan untuk statistik pembaca yang ditentukan.

Sirkulasi tidak berbayar

Ini berarti bahwa tidak ada harga pertanggungan dan masalah diberikan, misalnya di dispenser jalan, maskapai penerbangan, atau disertakan dengan produk atau publikasi lainnya. Karena model ini melibatkan memberikan masalah kepada populasi yang tidak spesifik, statistik hanya memerlukan jumlah masalah yang didistribusikan, dan bukan siapa yang membacanya

Sirkulasi terkendali

Ini adalah model yang digunakan oleh banyak majalah dagang (majalah berbasis industri) yang didistribusikan hanya untuk pembaca yang memenuhi syarat, seringkali gratis dan ditentukan oleh beberapa bentuk survei. Karena biaya (mis., Pencetakan dan ongkos kirim) yang terkait dengan media cetak, penerbit tidak boleh mendistribusikan salinan gratis kepada semua orang yang meminta satu (lead tanpa kualifikasi); sebaliknya, mereka beroperasi di bawah sirkulasi yang terkendali, memutuskan siapa yang dapat menerima langganan gratis berdasarkan kualifikasi setiap orang sebagai anggota perdagangan (dan kemungkinan membeli, misalnya, kemungkinan memiliki otoritas pembelian perusahaan, sebagaimana ditentukan dari jabatan pekerjaan). Ini memungkinkan tingkat kepastian yang tinggi bahwa iklan akan diterima oleh audiens target pengiklan, dan itu menghindari pemborosan biaya pencetakan dan distribusi. Model yang terakhir ini banyak digunakan sebelum munculnya World Wide Web dan masih digunakan oleh beberapa judul. Misalnya, di Inggris Raya, sejumlah majalah industri komputer menggunakan model ini, termasuk Computer Weekly dan Computing, dan di bidang keuangan, Waters Magazine. Untuk industri media global, contohnya adalah VideoAge International.


Baca Juga
==> https://nitizen.co.id/
==> https://laminetam.com/
==> https://bumdesku.co.id/

Sejarah

Contoh majalah paling awal adalah Erbauliche Monaths Unterredungen, sebuah majalah sastra dan filsafat, yang diluncurkan pada 1663 di Jerman. The Gentleman's Magazine, pertama kali diterbitkan pada 1731 di London adalah majalah umum pertama. Edward Cave, yang mengedit The Gentleman's Magazine dengan nama pena "Sylvanus Urban," adalah yang pertama menggunakan istilah "majalah," pada analogi sebuah gudang militer. Didirikan oleh Herbert Ingram pada tahun 1842, The Illustrated London News adalah majalah bergambar pertama.

Britania

Majalah konsumen tertua yang masih dicetak adalah The Scots Magazine, yang pertama kali diterbitkan pada 1739, meskipun berbagai perubahan dalam kepemilikan dan kesenjangan dalam publikasi dengan total lebih dari 90 tahun melemahkan klaim itu. Lloyd's List didirikan di kedai kopi Inggris Edward Lloyd di tahun 1734; dan meskipun platform online-nya masih diperbarui setiap hari, belum diterbitkan sebagai majalah sejak 2013 setelah 274 tahun

Perancis

Di bawah rezim kuno, majalah yang paling menonjol adalah Mercure de France, Journal des sçavans, didirikan pada 1665 untuk ilmuwan, dan Gazette de France, didirikan pada 1631. Jean Loret adalah salah satu jurnalis pertama Prancis. Dia menyebarkan berita mingguan musik, tarian, dan masyarakat Paris dari tahun 1650 hingga 1665, dalam apa yang disebutnya gazette burlesque, dikumpulkan dalam tiga volume La Muse historique (1650, 1660, 1665). Pers Perancis tertinggal satu generasi di belakang Inggris, karena mereka memenuhi kebutuhan aristokrasi, sementara rekan-rekan Inggris yang lebih baru berorientasi pada kelas menengah dan kelas pekerja

Majalah berkala disensor oleh pemerintah pusat di Paris. Mereka tidak sepenuhnya diam secara politis — seringkali mereka mengkritik pelanggaran Gereja dan ketidakmampuan birokrasi. Mereka mendukung monarki dan paling banyak mereka memainkan peran kecil dalam merangsang revolusi. Selama Revolusi, majalah baru memainkan peran sentral sebagai organ propaganda untuk berbagai faksi. Jean-Paul Marat (1743-1793) adalah editor yang paling menonjol. L'Ami du peuple-nya mengadvokasi dengan penuh semangat untuk hak-hak kelas bawah melawan musuh-musuh yang dibenci Marat; ditutup ketika dia dibunuh. Setelah 1800 Napoleon menerapkan kembali sensor yang ketat.

Majalah berkembang setelah Napoleon pergi pada 1815. Sebagian besar berbasis di Paris dan yang paling menekankan sastra, puisi, dan cerita. Mereka melayani komunitas agama, budaya, dan politik. Pada masa krisis politik mereka menyatakan dan membantu membentuk pandangan pembaca mereka dan dengan demikian merupakan elemen utama dalam budaya politik yang berubah. Misalnya, ada delapan majalah Katolik pada tahun 1830 di Paris. Tidak ada yang secara resmi dimiliki atau disponsori oleh Gereja dan mereka mencerminkan berbagai pendapat di kalangan umat Katolik terdidik tentang masalah-masalah saat ini, seperti Revolusi 1830 Juli yang menggulingkan monarki Bourbon. Beberapa di antara mereka adalah pendukung kuat raja-raja Bourbon, tetapi kedelapannya pada akhirnya mendesak dukungan bagi pemerintah baru, dengan mengajukan permohonan untuk menjaga ketertiban sipil. Mereka sering membahas hubungan antara gereja dan negara. Umumnya, mereka mendesak para imam untuk fokus pada masalah spiritual dan tidak terlibat dalam politik. Sejarawan M. Patricia Dougherty mengatakan proses ini menciptakan jarak antara Gereja dan raja baru dan memungkinkan umat Katolik untuk mengembangkan pemahaman baru tentang hubungan negara-gereja dan sumber otoritas politik.

Umum

The Ottoman Moniteur adalah lembaran yang ditulis dalam bahasa Perancis dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1831 atas perintah Mahmud II. Itu adalah lembaran resmi pertama Kekaisaran Ottoman, diedit oleh Alexandre Blacque dengan mengorbankan Sublime Porte. Namanya mungkin merujuk pada surat kabar Prancis Le Moniteur Universel. Itu dikeluarkan setiap minggu. Takvim-i vekayi diterbitkan beberapa bulan kemudian, dimaksudkan sebagai terjemahan Moniteur ke dalam bahasa Turki Ottoman. Setelah diedit oleh mantan Konsul untuk Denmark "M. Franceschi", dan kemudian oleh "Hassuna de Ghiez", akhirnya diedit oleh Lucien Rouet. Namun, menghadapi permusuhan kedutaan besar, ditutup pada tahun 1840-an.

Sindiran

Majalah satir Turki memiliki tradisi panjang, dengan majalah pertama (Diyojen) diterbitkan pada tahun 1869. Saat ini ada sekitar 20 majalah satir; yang terkemuka adalah Penguen (sirkulasi 70.000 mingguan), LeMan (50.000) dan Uykusuz. Contoh-contoh sejarah termasuk majalah Oğuz Aral, Gırgır (yang mencapai sirkulasi 500.000 pada tahun 1970-an) dan Marko Paşa (diluncurkan tahun 1946). Lainnya termasuk L-Manyak dan Lombak.

Akhir abad ke-19

Pada pertengahan 1800-an, majalah bulanan mendapatkan popularitas. Mereka umumnya berminat untuk memulai, berisi beberapa berita, sketsa, puisi, sejarah, peristiwa politik, dan diskusi sosial. Tidak seperti surat kabar, mereka lebih dari catatan bulanan peristiwa terkini bersama dengan cerita menghibur, puisi, dan gambar. Majalah berkala pertama yang keluar dari berita adalah Harper's dan The Atlantic, yang berfokus pada pengembangan seni. Baik Harper dan The Atlantic bertahan hingga hari ini, dengan Harper menjadi majalah budaya dan The Atlantic berfokus terutama pada acara-acara dunia. Publikasi awal dari Harper bahkan memiliki karya-karya terkenal seperti publikasi awal Moby Dick atau acara-acara terkenal seperti peletakan kabel telegraf transatlantik pertama di dunia; Namun, sebagian besar konten awal mengalir dari acara Inggris

Perkembangan majalah merangsang peningkatan kritik sastra dan debat politik, bergerak ke arah potongan pendapat dari surat kabar objektif. Peningkatan waktu antara cetakan dan semakin banyak ruang untuk menulis menyediakan forum untuk argumen publik oleh para sarjana dan pengamat kritis.

Pendahulu periodik awal untuk majalah mulai berkembang ke definisi modern di akhir 1800-an. Pekerjaan perlahan menjadi lebih terspesialisasi dan diskusi umum atau majalah budaya dipaksa untuk beradaptasi dengan pasar konsumen yang merindukan lokalisasi masalah dan peristiwa.

Era Progresif: 1890-an-1920-an

Majalah sirkulasi massal menjadi jauh lebih umum setelah tahun 1900, beberapa dengan sirkulasi di ratusan ribu pelanggan. Beberapa melewati tanda juta pada tahun 1920-an. Itu adalah zaman media massa. Karena ekspansi iklan nasional yang cepat, harga sampul turun tajam menjadi sekitar 10 sen. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya liputan korupsi dalam politik, pemerintah daerah, dan bisnis besar, terutama oleh Muckrakers. Mereka adalah jurnalis yang menulis untuk majalah populer untuk mengekspos dosa dan kekurangan sosial dan politik. Mereka mengandalkan pelaporan jurnalisme investigatif mereka sendiri; para pengacau sering bekerja untuk mengungkap penyakit sosial dan korupsi perusahaan dan politik. Majalah Muckraking - terutama McClure - mengambil monopoli perusahaan dan mesin politik yang bengkok sembari meningkatkan kesadaran publik akan kemiskinan kronis perkotaan, kondisi kerja yang tidak aman, dan masalah sosial seperti pekerja anak.

Para jurnalis yang berspesialisasi dalam mengungkap limbah, korupsi, dan skandal beroperasi di tingkat negara bagian dan lokal, seperti Ray Stannard Baker, George Creel, dan Brand Whitlock. Lainnya seperti Lincoln Steffens mengekspos korupsi politik di banyak kota besar; Ida Tarbell mengejar Standard Oil Company milik John D. Rockefeller. Samuel Hopkins Adams pada tahun 1905 menunjukkan penipuan yang terlibat dalam banyak obat paten, novel Upton Sinclair tahun 1906 The Jungle memberikan gambaran mengerikan tentang bagaimana daging dikemas, dan, juga pada tahun 1906, David Graham Phillips mengeluarkan dakwaan terik Senat AS. Roosevelt memberi nama panggilan kepada para jurnalis ini ketika dia mengeluh mereka tidak membantu dengan menyapu semua kotoran

Abad ke 21

Pada 2011, 152 majalah berhenti beroperasi. Antara tahun 2008 hingga 2015, komunikasi Oxbridge mengumumkan bahwa 227 majalah diluncurkan dan 82 majalah ditutup pada 2012 di Amerika Utara. Selanjutnya, menurut MediaFinder.com, 93 majalah baru diluncurkan antara enam bulan pertama 2014 dan hanya 30 yang ditutup. Kategori yang menghasilkan publikasi paling baru adalah "Minat regional", di mana enam majalah baru diluncurkan, termasuk 12th & Broad dan Craft Beer & Brewing. Namun, dua majalah harus mengubah jadwal cetak mereka. Jet Johnson Publishing berhenti mencetak masalah rutin yang beralih ke format digital, namun masih mencetak edisi cetak tahunan. Ladies 'Home Journal menghentikan jadwal bulanan mereka dan pengiriman rumah bagi pelanggan untuk menjadi publikasi dengan minat khusus triwulanan yang hanya khusus untuk setiap triwulan.
Stand majalah, Swedia 1941

Menurut statistik dari akhir 2013, tingkat berlangganan untuk 22 dari 25 majalah teratas menurun dari 2012 hingga 2013, dengan hanya Time, Glamour dan ESPN The Magazine mendapatkan angka.

Majalah wanita

Mode

Diabadikan dalam film dan majalah, mode wanita muda tahun 1920-an menetapkan tren dan pernyataan sosial, sebuah perpisahan dari gaya hidup Victoria yang kaku. Gaya hidup glamor mereka dirayakan di halaman-halaman fitur dan di iklan-iklan, di mana tubhey mempelajari merek-merek yang paling baik mencontohkan penampilan yang mereka cari. Wanita muda, pemberontak, kelas menengah ini, yang diberi label "flappers" oleh generasi yang lebih tua, tidak mengenakan korset dan mengenakan gaun selutut selutut, yang memperlihatkan kaki dan tangan mereka. Gaya rambut dekade ini adalah bob panjang, yang memiliki beberapa variasi populer. Kosmetik, yang, hingga tahun 1920-an, biasanya tidak diterima di masyarakat Amerika karena hubungannya dengan pelacuran, untuk pertama kalinya menjadi sangat populer.

Pada 1920-an majalah baru menarik bagi wanita muda Jerman dengan gambar sensual dan iklan untuk pakaian dan aksesoris yang tepat yang ingin mereka beli. Halaman-halaman mengkilap Die Dame dan Das Blatt der Hausfrau menampilkan "Neue Frauen," "Gadis Baru" - yang oleh orang Amerika disebut flapper. Dia muda dan modis, mandiri secara finansial, dan merupakan konsumen yang bersemangat dari mode terbaru. Majalah-majalah itu terus memperbaruinya tentang mode, seni, olahraga, dan teknologi modern seperti mobil dan telepon.

Baca Juga
==> https://nitizen.co.id/read/lifestyle/
==> https://bumdesku.co.id/category/bumdes/
==> https://laminetam.com/category/mindset/

Majalah agama

Kelompok agama telah menggunakan majalah untuk menyebarkan dan mengkomunikasikan doktrin agama selama lebih dari 100 tahun. The Friend didirikan di Philadelphia pada tahun 1827 pada saat terjadi perpecahan besar di Quaker; telah terus diterbitkan dan berganti nama menjadi Friends Journal ketika kelompok-kelompok saingan Quaker secara resmi berdamai pada pertengahan 1950-an. Beberapa majalah Katolik diluncurkan pada pergantian abad ke-20 yang masih tetap beredar termasuk; St. Anthony Messenger didirikan pada 1893 dan diterbitkan oleh Franciscan Friars (OFM) dari St. John the Baptist Province, Cincinnati, Ohio, Tidings yang berbasis di Los Angeles, didirikan pada 1895 (berganti nama menjadi Angelus pada 2016), dan diterbitkan bersama oleh The Tidings Corporation dan Keuskupan Agung Katolik Roma di Los Angeles, dan Maryknoll, didirikan pada tahun 1907 oleh Masyarakat Misi Asing Amerika yang membawa berita tentang pekerjaan amal dan misionaris organisasi itu di lebih dari 100 negara. Ada lebih dari 100 majalah Katolik yang diterbitkan di Amerika Serikat, dan ribuan di seluruh dunia yang berkisar dari pesan inspirasional hingga tatanan keagamaan tertentu, kehidupan keluarga yang setia, hingga masalah global yang dihadapi Gereja di seluruh dunia. Publikasi Menara Pengawal dimulai oleh Charles Taze Russell pada Juli 1879 dengan judul Menara Pengawal Sion dan Herald of Christ's Presence. Menara Pengawal — Edisi Publik adalah salah satu majalah yang paling banyak beredar di dunia, dengan pencetakan rata-rata sekitar 62 juta kopi setiap dua bulan dalam 200 bahasa.

NitizenLamin EtamPatriot Desa